Kemajuan teknologi membuat beragam aktivitas dilakukan secara online, tak terkecuali kuliah. Kendati demikian, pembelajaran tatap muka tak bisa ditinggalkan demi memenuhi kebutuhan kompetensi motorik dan penguatan pendidikan karakter.

Oleh sebab itu, seorang dosen dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Herman Dwi Surjono mengenalkan, konsep blended learning (BL), yakni sebuah metode penggabungan aspek-aspek terbaik dari pembelajaran online dan tatap muka. Gagasan tersebut bahkan dipresentasikan dalam ajang The 7th International Conference on Distance Learning and Education (ICDLE 2016) di London.

Konsem blended learning dituangkan Herman melalui sebuah paper berjudul 'The Implementation of Blended Learning in Multimedia Courses for Undergraduate Students in Indonesia'. Dia menceritakan, dalam ajang itu terdapat 62 judul makalah dari 15 negara yang dipresentasikan.

"Dengan begini semoga nama UNY semakin dikenal di kancah internasional," tuturnya sebagaimana dikutip dari laman UNY, Senin (7/11/2016). Dia menjelaskan, blended learning sendiri sudah dikembangkan UNY. E-learning Besmart dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka, sehingga diperoleh keuntungan akses materi pembelajaran kapan pun dan dari manapun, serta terpenuhinya penguasaan kompetensi praktik dan penanaman pendidikan karakter melalui disiplin dan contoh perilaku oleh dosen."Di samping itu, melalui BL mahasiswa dapat lebih leluasa dalam berkomunikasi dengan dosen dan sesama mahasiswa," ucapnya.

ICDLE sendiri merupakan ajang tahunan yang dijadikan sebagai sarana bagi para researchers, scientists, engineers, dan scholar untuk bertukar pikiran dan menyajikan hasil penelitian, ide baru, serta pengalaman yang berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh, teknologi pembelajaran, dan e-learning. Tak hanya itu, makalah yang lolos seleksi ini juga akan diterbitkan dalam International Journal of Information and Education Technology yang merupakan salah satu jurnal internasional bergensi. (http://news.okezone.com/)